Rabu, Oktober 30, 2013

Gadis Muslim 15 Tahun Diterima 13 Kampus AS


Namanya Saheela Ibraheem, usianya baru 15 tahun. Putri seorang imigran asal Nigeria itu bingung hendak melanjutkan sekolah di perguruan tinggi mana, sebab tidak semua kampus bersedia menerima anak seusianya sebagai mahasiswa.

Akhirnya Saheela mendaftarkan diri ke 14 perguruan tinggi, termasuk tujuh kampus Ivy League -- perguruan tinggi paling bergengsi di Amerika.

Hasilnya, ia diterima di 13 perguruan tinggi sekaligus. Termasuk 6 dari tujuh kampus Ivy League. Hanya Universitas Yale yang menolaknya, mungkin karena usianya dianggap masih agak muda.

Meskipun 13 perguruan tinggi menerimanya menjadi mahasiswa, ia harus berdebat berminggu-minggu untuk menentukan satu pilihan. Bimbang antara pilihan MIT dan Harvard, ia lalu mengunjungi kedua kampus itu bulan lalu.

Akhirnya, dengan mantap Saheela memilih Harvard.

"Dia mengunjungi Harvard dan dia jatuh hati dengan tempatnya," kata Shakirat Ibraheem ibunda Saheela, seperti dikutip Star-Ledger NJ (04/5).

Siswi SMA Wardlaw-Hartridge di Edison, New Jersey itu ingin menggeluti bidang neurobiologi atau neuroscience agar bisa menjadi peneliti yang mempelajari cara kerja otak.

Meskipun demikian, Saheela merasa otaknya biasa-biasa saja. Dia menganggap kedua orangtuanyalah yang berjasa mengajarkan dirinya cinta belajar dan bekerja keras.

Safara Ibraheem, ayah Saheela yang bekerja sebagai analis dan wakil presiden di sebuah perusahaan keuangan di New York, sering menemaninya belajar di malam hari dan memberikan pelajaran tambahan di rumah untuk materi yang tidak diajarkan sekolahnya.

Menurut gurunya, Saheela seperti siswa-siswa umumnya yang tidak menghabiskan waktunya hanya untuk belajar.

"Dia tekun dan sangat cerdas. Hanya saja dia terus mendorong dirinya sendiri," kata William Jenkins, direktur perkembangan di SMA Wardlaw-Hartridge.

Saheela juga unggul di aktivitas luar kelas. Dia atlet tiga olahraga, masuk tim softball, sepakbola dan renang. Di kelompok paduan suara sekolah dia menyumbangkan suara altonya dan pandai memainkan trombon bersama grup sekolahnya. Saheela adalah presiden kelompok investasi, kegiatan ekstrakurikuler yang secara virtual mengajarkan para siswa bagaimana berinvestasi di dunia saham.

"Saya berusaha melakukan yang terbaik dalam setiap hal yang saya lakukan," kata Saheela. "Siapapun yang giat pasti berhasil," katanya membocorkan tips suksesnya.

Tak heran jika dengan ketekunannya, Saheela bisa loncat kelas beberapa kali sejak di sekolah dasar, berhasil menembus 13 perguruan tinggi terkemuka dengan nilai rata-rata sekolah 96-97 dari nilai tertinggi 100, dan mendapat skor SAT (ujian masuk perguruan tinggi) sempurna 800 untuk matematika, 790 untuk menulis dan 750 dalam membaca.

Dan yang paling membahagiakan dirinya, dia akan segera menjadi mahasiswa di universitas ternama, sekaligus akan menjadi salah satu mahasiwa termuda di Harvard musim gugur tahun ini.

"Saya akan menjadi salah satu yang termuda. Tapi bukan yang paling muda," kata gadis Muslim berkulit hitam manis yang tinggal di Piscateway, New Jersey, dan tak lama lagi merayakan ulang tahunnya yang ke-16 itu. [Hidayatullah]
Read more »

Jadi Remaja Terpintar di Dunia, Saheela Ibrahim Berbagi Rahasia


Di balik penampilannya yang sederhana, gadis muslimah ini masuk daftar 50 remaja terpintar di dunia. Saheela Ibrahim, nama lengkapnya.

Senyum tulus menghiasi wajah remaja asal Nigeria ini ketika diwawancarai. Ia tak berhenti bersyukur ketika disinggung prestasinya. Baru berusia 16 tahun, tetapi namanya sudah dikenal di seluruh dunia. Sejumlah kampus terkemuka di dunia pernah menawarinya beasiswa. Ia juga diterima di 13 kampus ternama di Amerika. Tetapi karena hanya bisa kuliah di satu tempat, Saheela akhirnya memilih Harvard University. Ia sekaligus tercatat sebagai mahasiswa termuda di kampus bergengsi itu.

“Jika Anda bersemangat atas apa yang Anda lakukan, hal terbaik akan muncul. Saya bersemangat soal matematika dan sains," kata Saheela berbagi ‘rahasia’ keberhasilannya seperti dikutip Onislam, Rabu (23/10).

Gadis berjilbab yang menguasai banyak bahasa seperti Arab, Spanyol, Inggris dan Latin ini menceritakan bahwa ia mulai belajar pada usia 5 tahun. Kebetulan orang tuanya mendukung apa yang diminatinya.

Selain menjadi juara kelas, Saheela juga menjadi juara lapangan dan juara panggung. Di lapangan olah raga, ia pandai bermain softball. Sedangkan di pentas musik, ia mahir memainkan trombon, selain juga memiliki suara bagus sebagai anggota paduan suara.

"Saya mencoba yang terbaik dalam segala hal," kata Saheela menularkan semangatnya.

Ke depan, Saheela berencana mengambil jurusan neurobiologi dan berharap menjadi ilmuan yang mempelajari bagaimana otak bekerja. [AM/OI/Rol]

Diambil dari situs: www.bersamadakwah.com
Read more »

Beasiswa S1 Ke Jepang dari Mitsui-bussan (Siapkan Dirimu, Maret Buka)



Mitsui-bussan menawarkan beasiswa bagi lulusan SMA/sederajat di Indonesia yang ingin melanjutkan studi sarjana (S1) di universitas di Jepang. Beasiswa ini tidak menetapkan batasan bidang studi yang akan ditempuh di jenjang S1, jadi penerima beasiswa boleh memilih jurusan apapun yang ingin ditempuh. Skema beasiswa ini mirip dengan beasiswa Monbukagakusho untuk tingkat S1.

Besaran beasiswa yang akan diterima mahasiswa adalah 145.000 yen per bulan, ditambah dengan 50.000 yen sebagai tunjangan kedatangan pada saat mahasiswa pertama kali tiba di Jepang. Selain itu, disediakan juga tiket pesawat dari PP Indonesia-Jepang kelas ekonomi, dan mahasiswa tidak perlu lagi membayar uang kuliah. Durasi total beasiswa adalah 5,5 tahun, yaitu 1,5 tahun pertama belajar bahasa Jepang dan 4 tahun sisanya akan menempuh studi S1 di universitas di Jepang.

Pendaftaran biasanya dibuka setiap pertengahan Maret sampai pertengahan April untuk keberangkatan Oktober tahun bersangkutan. Info lebih lanjut mengenai beasiswa ini dapat ditemukan di website Persatuan Alumni dari Jepang (Persada) selaku partner yang mengurusi administrasi beasiswa Mitsui-bussan: http://www.sadanet.or.id/ind/index.php

Sumber: PPI Jepang
Read more »

Sabtu, Oktober 26, 2013

Messi Indonesia Ke Belanda Untuk Saingi Messi


JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi PKS, Almuzzammil Yusuf menerima kunjungan pesepakbola cilik Tristan Alif Noval, bocah berprestasi yang kerap dijuluki "Messi Indonesia", di ruang kerjanya DPR RI (24/10). Selain Muzzammil, Alif juga diterima anggota DPR lainnya seperti Refrizal, Ahmad Zainudin, serta anggota dan pimpinan Komisi I DPR RI.
Menurut Muzzammil, kehadiran Alif beserta kedua orang tuanya untuk mendapat dukungan dari DPR sebelum Alif berangkat belajar di akademi Ajax Amsterdam.
“Akademi Ajax Amsterdam tertarik untuk mendidik Alif menjadi pemain sepakbola profesional. InsyaAlloh akhir bulan ini, Alif ke Belanda untuk belajar sepakbola selama lima tahun.” Jelas politisi PKS asal Lampung ini di Jakarta, 24/10.
Muzzammil menegaskan dirinya dan rekan-rekannya di DPR mendukung Alif agar suatu saat tim sepak bola Indonesia menjadi kebanggaan dunia.
“Tentu kami mendukung. Bakat sepak bola Alif sudah diakui pelatih Guardiola. Jika kita perhatikan anak seperti Alif dari sekarang. 10-15 tahun yang akan datang sepak bola Indonesia akan maju.”jelas politisi PKS asal Lampung ini.
Dengan belajar di Ajax Amsterdam, Alif akan mendapatkan pelatih kelas dunia dengan kurikulum sepak bola yang ketat. “ Selain itu, Alif akan berkenalan dengan calon pemain sepak bola dunia seusianya.”tuturnya.
Setelah mendukung pengiriman tim U17 ke Gothia Cup kemarin, Penasihat Asosiasi Sekolah Sepak Bola Indonesia (ASSBI) ini berkomitmen untuk membantu Alif agar mendapatkan kemudahan belajar di Ajax Amsterdam.
“InsyaAlloh kami dari Fraksi PKS memberi Alif uang saku Rp.10 juta, tadi dari Komisi I DPR alhamdulillah membantu 1.000 Dolar US,” ujar Muzzammil.
Selain itu, kata Muzzammil, DPR akan meminta agar pejabat KBRI mengakomodasi kehadiran bocah Indonesia yang belajar di Negeri Kincir Angin itu. " Pimpinan Komisi I DPR  akan pertemukan Alif dengan Dubes di Den Haag. Kita berharap Alif merasa nyaman dan fokus belajar di sana."katanya.
Nama Alif “Messi Indonesia” ini mencuat saat Alif didapuk sebagai pemain terbaik dalam kejuaraan akademi sepakbola di Singapura. Video Alif memainkan bola lantas ke Youtube dan menuai banyak decak kagum.
pkspiyungan.org
Read more »

Target Buka Lapangan Kerja, Heryawan Incar Industri Tekstil Turki



Istanbul. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pada hari kedua kunjungan kerjanya di Istanbul, Turki, Jumat (25/10/2013), fokus menggelar pertemuan bisnis dengan kalangan dunia usaha setempat.
Bersama delegasi kerjasama ekonomi yang menyertainya, Heryawan juga mengunjungi pabrik tekstil milik Cak Group, salah satu kampiun bisnis Turki.
Selain menekuni industri tekstil dan produk tekstil (TPT) sejak 1948, Cak Group juga menjadi pelaku utama industri kimia, energi, jasa asuransi, dan ritel. Belakangan melebarkan sayap usaha ke sektor manufaktur, ekspor-impor mebel dan dekorasi, serta jasa jual-beli online.
Gebrakan besar terbaru grup bisnis yang kini memiliki 21 perusahaan tersebut yakni pendirian pabrik busana olahraga berplatform nasional dan internasional. Dua pabriknya di Provinsi Istanbul dan Sakarya masing-masing beroperasi dengan kapasitas 17 juta lembar pakaian per tahun.
Divisi busana olahraga tersebut telah meluncurkan dua merek: LTB dan Turquality. Cak Group menargetkan perusahaannya itu menciptakan 10 merek skala internasional pada 10 tahun beroperasi.
Gubernur Heryawan saat diterima pemilik dan manajemen Cak Group menjelaskan, industri TPT Indonesia sebagian besar beroperasi di berbagai kabupaten/kota di Jawa Barat (Jabar). Bahkan, Kabupaten Majalengka oleh pemerintah pusat dijadikan sebagai sentra industri TPT.
Sejumlah pabrik TPT dengan teknologi modern berdiri di Majalengka. salah satu yang terakhir: PT Jaba Garmindo di Desa Banjaran, Kecamatan Sumberjaya. Investor TPT semakin antusias masuk Majalengka karena Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati akan beroperasi di kabupaten ini.
“Sangat tepat bila Cak Group memanfaatkan potensi industri TPT kami, mulai kerjasama perdagangan hingga pendirian pabrik di Jawa Barat,” ujar Heryawan kepada jajaran Cak Group.
Usai meninjau bagian produksi tekstil Cak Group, Gubernur Heryawan kepada pers menjelaskan, pihaknya melirik industri TPT Turki karena besarnya peluang kerjasama di sektor ini. Jabar, tegasnya, juga bukan pelaku baru dalam industri TPT.
Heryawan menambahkan, upaya menggandeng pelaku industri tekstil Turki juga didasari target untuk terus menciptakan lapangan kerja baru bagi warga Jabar. Sektor TPT salah satu sektor industri yang mampu menyerap tenaga kerja.
“Beberapa bulan lalu, saya menyatakan untuk membuka lapangan kerja dalam jumlah tidak sedikit setiap tahun. Ini salah satu upaya kita untuk mewujudkannya,” ujar Gubernur yang kerap disapa Aher ini.
Ditambahkan, ia telah memerintahkan Kepala Dinas Perdagangan Ferry Sofyan Arif dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Dadang Mohamad yang menyertainya, untuk mem-follow-up pertemuan hingga kerjasama terjalin nantinya.
Pada hari yang sama, Gubernur Heryawan dan rombongan melakukan pertemuan dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Istanbul. (ahermediacenter/sbb/dakwatuna)
 
dakwatuna.com
Read more »

Senin, Oktober 14, 2013

"Tentang Kehidupan" by @ahmadgozali



by @ahmadgozali


1) Hidup itu seperti roti. Berawal dari bagian-bagian kecil yang menyatu dengan baik. Tepung, gula, mentega, telur, ragi, dll.

2) Walaupun diaduk, diputar, diremas, dibanting... Semua itu tak merusaknya, bahkan membuatnya makin menyatu, lembut dan kalis.

3) Hanya setelah bersatu dgn baik, adonan tadi bisa berkembang. Andai tepung terlalu sombong tak mau bersama ragi, ia tentu tetap jadi tepung.

4) Individu yg mau bersatu dlm sebuah tim akan berkembang bersama timnya. Yg individualiatis, akan tetap seperti ia bermula, bukan siapa-siapa.

5) Stlh mengembang, adonan dipotong, dicabik, digiling. Tapi justru proses inilah yg mbentuk individu roti jadi long john, kadet ato lainnya.

6) Ujian tak berhenti sampai di situ, roti pun selanjutnya digoreng atau dipanggang. Ditempa dengan panas malah membuatnya makin berkembang.

7) Hanya mereka yg selamat dari ujian bantingan, pemotongan dan tempaan panas yg layak dihias dgn topping yg menawan. Yg lain, dibuang.

8) Ada adonan yg tak menyatu dgn baik, gagal berkembang. Ada yg dipotong terlalu besar, tdk matang. Ada juga yg gosong dlm panggangan.

9) Seperti itulah hidup. Ada yg gagal di tahap awal, msh bisa mengulang prosesnya. Tapi yg gagal di ujian akhir, gosong di panggangan, dibuang.

10) Hanya yg sdh lewati ujian akhir terberat dlm panggangan yg dihias dgn cantik & dihargai dgn nilai yg berkali-kali lipat dari nilai bahannya.

11) Jadi kalau merasa sdg diputar2, dipukuli bertubi2, dibanting. Bersabarlah, itu tandanya sdg diproses menjadi lbh lembut sprti adonan roti.

12) Kalau merasa didiamkan, dikucilkan, bahkan seperti ditutup dgn kain basah yg pengap. Itu tandanya sdg dlm proses berkembang, seperti roti.

13) Kalau merasa dipotong, dicabik, digilas... Itu tandanya sedang dibentuk menjadi individu yg unik. Seperti roti yg beraneka macam bentuk.

14) Klo merasa "panas"... Bersabarlah, krn setelah itu akan lbh berkembang lagi & dihiasi dgn topping yg cantik. Nilaimu akan lbh tinggi lagi.

15) Oke, itulah tadi "sarapan roti" pagi ini. Selamat menikmati.... | Silakan dibagi kalau terasa enak :)

*https://twitter.com/ahmadgozali

Read more »

Jumat, Oktober 11, 2013

Kampus Islam Terbesar di Eropa Segera Dibangun di Prancis

 
SYIAR Islam di Prancis terus mengalami perkembangan dan terus merangkak menuju titik terang. Untuk memperkuat Islam di negara ini, Turki dikabarkan telah mengumumkan rencananya untuk membangun kampus Islami di kota Starsbourg. Tujuannya tak lain adalah untuk mencetak Muslim asli Prancis unggulan dan mencetak imam-imam yang berkualitas.
“Kampus ini akan kami buat paling Islami di daratan Eropa,” kata Saban Kiper, Dewan Sosial Kotamadya Strasbourg, seperti dilansir The Liberation pada Rabu (9/10).
“Mahasiswa kami akan dididik oleh imam-imam besar dan berkualitas untuk mempelajari ajaran Islam,” kata Kiper.
Pembangunan kampus Islami di Prancis ini rencananya akan dibiayai oleh komunitas Muslim Prancis asal Turki, yang menyumbang dana sebesar 15 juta Euro.
Kampus Islami ini diharapkan dapat mencetak imam-imam Muslim yang mampu mengisi kekosongan pemimpin agama Islam di Prancis. Saat ini hanya ada dua lembaga swasta yang mencetak para imam, ustad, atau ulama, yaitu Masjid Agung Paris dan Uni Organisasi Islam Prancis (UOIF). [sm/islampos/tl]
 
 pkspiyungan.org
Read more »

Rabu, Oktober 09, 2013

Forum Masyarakat Purbalingga Peduli Mesir dan Suriah


 Purbalingga. Kepedulian publik akan tragedi kemanusiaan yang menimpa Mesir dan Suriah terus berlanjut. Kali ini kepedulian ditunjukkan oleh masyarakat Purbalingga. Masyarakat yang mengatasnamakan Forum Masyarakat Purbalingga Peduli Mesir dan Suriah, forum ini melakukan aksi penggalangan dana kemanusiaan pada Ahad, (6/10) bertempat di GOR Mahesa Jenar Purbalingga.
Forum Masyarakat Purbalingga Peduli Mesir dan Suriah menggelar Tabligh Akbar Solidaritas Mesir dan Suriah yang dihadiri oleh Ustadz Tri Wahyudi (Dai Muda ANTV dan AKSI Indosiar), dimeriahkan Azzam Nasyid dan orasi kemanusiaan dari Aksi Cepat Tanggap (ACT), dan seni budaya pelajar.
Acara yang digelar selama empat jam itu berhasil mengumpulkan uang tunai sekitar 10 juta dan barang lelang berupa laptop, televisi dan hand phone. Acara dihadiri oleh masyarakat umum dan pelajar dari tingkat SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi.
Ustadz Tri Wahyudi mengajak dan menghimbau masyarakat agar menaruh perhatian dan kepedulian terhadap dunia Islam, karena sesungguhnya setiap muslim bersaudara, “ apa yang dirasakan oleh umat Islam berupa kesulitan dan penderitaan karena bencana alam dan bencana kemanusiaan juga merupakan penderitaan kita, sehingga sudah selayaknya kita saling bantu membantu” ungkapnya.
Aat Sohihat, perwakilan dari ACT mengatakan bahwa panitia yang tergabung dalam Forum Masyarakat Purbalingga Peduli Mesir dan Suriah akan terus melakukan penggalangan dana kemanusiaan sebagai bentuk solidaritas masyarakat Purbalingga atas tragedi kemanusiaan yang menimpa muslim Mesir dan Suriah. (suriadi/act/sbb/dakwatuna)
dakwatuna.com
Read more »

Data ICW: Golkar-Demokrat-PDIP 3 Besar Juara Korupsi Indonesia

 
Jakarta - Kader Partai Golkar menempati urutan pertama dari daftar kader parpol yang terjerat korupsi sepanjang tahun 2012. Posisi kedua ditempati kader dari Partai Demokrat.
Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat terdapat 52 kader parpol yang terjerat kasus korupsi. Mereka yang terjerat duduk sebagai anggota dewan ataupun kepala daerah.
"Kader Golkar paling banyak terjerat korupsi dengan 14 kader. Posisi kedua Partai Demokrat dengan 10 kader," kata peneliti korupsi politik ICW, Apung Widadi, dalam jumpa pers di Warung Daun Cikini, Jakpus, Jumat (28/12/2012).
Posisi ketiga ditempati PDIP dan PAN dengan total 8 kader yang terlibat korupsi. Kemudian PKB (4 kader), Gerindra (3 kader) PKS dan PPP (2 kader).  (detik)


Read more »

Beasiswa dan Hidup di Turki, Negeri Para Penakluk!


Ebook gratis...Tentang Kehidupan Di Turki! Download di bawah ini:


Di5ini
Read more »

Ikhlas Bekerja Memenangkan Pemilu

Oleh : Cahyadi Takariawan

Apakah modal utama bagi kader untuk bekerja di kancah politik praktis meraih kemenangan dalam Pemilu Legislatif 2014? Tentu sangat banyak modal yang telah dimiliki kader, dan dengan itulah mereka terus menerus bekerja tanpa peduli posisi dirinya sebagai apa dalam perhelatan Pemilu kelak. Namun saya akan mengajak melihat satu modalitas utama yang harus ada dan harus terus menerus dijaga oleh seluruh kader, yaitu modal ikhlas.

Ikhlas Itu Bekerja Karena Allah

Sebagian kader mendapat amanah sebagai calon anggota legislatif (caleg), sebagian yang lain mendapatkan amanah sebagai pengurus Partai, sebagian yang lain mendapatkan amanah melakukan dakwah ‘amah ke berbagai lapisan masyarakat. Bagian terakhir inilah yang berjumlah paling banyak. Bukan caleg, bukan pengurus partai, namun mereka adalah kader yang terus menerus konsisten melakukan kegiatan dakwah dan menebar kebaikan di tengah kehidupan masyarakat.

Masyarakat umum berpandangan, pekerjaan memenangkan Pemilu itu adalah tanggung jawab para caleg, karena mereka yang kelak akan “menikmati hasilnya”. Logika itu tidak berlaku di kalangan kader. Semua kader bekerja keras berupaya memenangkan Pemilu, tanpa berpikir apakah dirinya caleg atau bukan. Tanpa berhitung apakah “caleg jadi” atau tidak. Semua kader mengerti, bahwa memenangkan Pemilu adalah ibadah li i’la-i kalimatillah.

Bekerja dalam konteks ibadah inilah yang memberikan kekuatan moral yang luar biasa pada semua kader. Semua bekerja untuk Allah, bekerja karena Allah, bukan untuk mendapatkan kursi, bukan untuk mendapatkan kekuasaan, bukan untuk mencari kekayaan dan keterkenalan pribadi. Bukan pula hanya bekerja karena menjadi caleg. Caleg atau bukan, itu hanya bab pembagian amanah. Tidak ada kamus berebut amanah, yang ada adalah kesiapan melaksanakan amanah sebagai bagian dari ibadah kepada Allah. Sebagai wujud dari kecintaan kepada Allah.

Inilah makna ikhlas. Jika memang ikhlas, maka upaya memenangkan Pemilu 2014 adalah bekerja untuk Allah, bekerja karena Allah, bekerja di jalan Allah. Bukan orientasi individu, bukan motif pribadi, bukan gila kekuasaan dan kehormatan.

Ikhlas Itu Semangat dan Kerja Keras

Sangat aneh jika orang bekerja untuk Allah dilakukan dengan kemalasan dan bersantai-santai. Bagaimana mungkin kader yang mengerti ma’na syahadatain, ma’rifatullah, ma’rifatur rasul, haqiqatul iman, dan berbagai pemahaman dasar lainnya, tidak memiliki semangat untuk bekerja di jalan Allah? Bagaimana mungkin kader yang mengerti jalan dakwah para Rasul, mengerti hambatan dan tantangan di sepanjang perjalanan mujahid dakwah, masih bermalas-malasa melaksanaka aktivitas memenangkan Pemilu 2014?

Sebagian kader masih ada yang berkata tidak tepat, “Kok ambisius banget sih, menang Pemilu atau tidak, semua sudah tertulis di Lauh Mahfuzh. Jadi, untuk apa kerja serius, santai sajalah...” Bagaimana bisa santai, melihat persoalan umat yang sedemikian banyak untuk diselesaikan? Bagaimana bisa santai, melihat berbagai PR perbaikan masyarakat, bangsa dan negara yang masih menumpuk?

Jika memang ikhlas, artinya kita siap kerja keras. Kerja ini bukan untuk seseorang, bukan untuk mencapai jabatan dan kekayaan personal. Kerja ini untuk Allah, karena Allah, bagaimana bisa malas ? Jika memang ikhlas, tunjukkan dengan semangat dan kerja keras. Ikhlas itu tampak dalam semangat dan kerja keras.

Ikhlas Itu Tenaga Berlipat Ganda

Justru karena orientasi pekerjaan ini tidak bercorak pribadi, maka energi yang muncul menjadi tidak terbatas. Orientasi kerja dalam pemenangan Pemilu adalah ibadah, kerja untuk Allah, menebar kebajikan di berbagai bidang kehidupan, meretas jalan peradaban, menguatkan upaya pelaksanaan misi kemanusiaan dan dakwah. Semua kader menyimpan energi potensial luar biasa besarnya untuk melakukan semua pekerjaan itu.

Menjaga keikhlasan dalam niat, dalam langkah, dalam cara, dalam upaya, dalam kerja dan do’a, akan membuat tenaga kader tidak ada habisnya. Jika bekerja semata-mata karena ingin mendapat posisi, kekuasaan, kekayaan, keterkenalan dan orientasi pragmatis lainnya, maka akan cepat membuat lelah, cepat memunculkan fitnah, cepat menyulut konflik, cepat merusak ukhuwah, cepat melemahkan jama’ah. Tenaga terkuras sia-sia, tanpa ada hasil yang bisa dibanggakan di hadapan-Nya.

Banyak kader, bukan caleg, bukan pengurus Partai, rela mengeluarkan dana, rela mengorbankan waktu dan tenaga, rela menyumbangkan berbagai fasilitas yang dimilikinya demi kesuksesan pemenangan Pemilu 2014. Mereka ini memiliki tenaga berlipat ganda, karena keikhlasan yang terpatri dalam jiwa. Bahkan banyak yang bekerja di tengah kesunyian yang mencekam, tanpa diliput media, tanpa disebut namanya, tanpa muncul di publik, namun kerja dan kontribusinya luar biasa. Tentu saya tidak boeh menyebut nama maupun identitasnya.

Ikhlas Itu Tetap Bekerja Walau Dicela

Kader tidak mencari sensasi, juga tidak mengharap selalu dipuji. Kader akan tetap bekerja walau dicela dan dicaci maki. Energi yang dimiliki kader bukanlah karena pujian. Jika bekerja karena ingin mendapat pujian, maka begitu celaan lebih sering didapatkan, matilah semangatnya. Matilah amal kebajikannya. Matilah upaya pemenangan pemilu dan mati pula cita-cita.

Membaca media tentu bagian dari kebutuhan dakwah, namun begitu media sedang dipenuhi kesumat dengan celaan dan cacian, tidak akan menyurutkan semangat kader untuk bekerja. Ikhlas itu artinya tetap bekerja walau dicela, karena kader memahami kerja yang dilakukan tak selamanya berbuah pujian dan sanjungan. Tak sedikit kerja kebaikan yang diapresiasi media dengan cemoohan dan celaan.

Tetaplah bekerja karena itulah komitmen kita. Bekerja untuk Indonesia, bekerja untuk perbaikan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Bekerja untuk tercapainya tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara. Bekerja untuk menuju peradaban mulia. Bekerja di jalanNya, karenaNya dan untukNya. Bekerja senantiasa, tanpa jeda, tanpa batas masa.

Harapan itu selalu ada, selama kita di jalanNya.

Yogyakarta, 4 Oktober 2013

Sumber: www.pkspiyungan.org
Read more »

Selasa, Oktober 08, 2013

Stiker Gratis Hanya Untuk Orang Purbalingga



Hubungi Admin lewat Contact untuk dapat gratis!
Read more »

BagaimanaMenyentuhHatiAbbasAs-Sisi

Ebook bagimana menyentu Hati, bagus buat kamu yang ingin menyentu hati untuk kebaikan! Download dibawah ini:

Di5ini
Kalo Ebooknya berpasword ketik aja: kammi1011
Read more »

Fiqh Prioritas- Yusuf Qardhawi


Ebook Buku Fiqh Prioritas Yusuf Qardhawi, download dibawah ini:
Di5ini
Kalo Ebooknya berpasword ketik aja: kammi1011
Read more »

Kamis, Oktober 03, 2013

Meja Telepon Ibu (bag. 2)




 Meja Telepon Ibu (bag. 2)
by: Siti Horiah (*)

Aku lema5 mendengarnya, jadi 5elama ini ibu tidak mau menjualnya hanya karena aku 5ering memakai meja yang panjangnya tidak lebih dari 30 cm itu untuk belajar. Aku ter5adar 5elama ini aku memang 5elalu menggunakan meja itu untuk belajar karena itu adalah 5atu-5atunya meja yang ada dirumah kami.
Itulah kondi5i yang 5elama ini aku alami, tak ada yang bi5a aku lakukan banyak ketika itu. 5aat itu kondi5inya aku 5edang duduk dikela5 tiga. Ditengah kondi5i 5eperti ini aku haru5 tetap berjuang untuk bi5a lulu5 5MA. 5etiap malam aku bangun untuk belajar dan mengerjakan tuga5, aku menggunakan meja telepon itu 5ebagai ala5ku belajar. Terbayang betapa menderitanya belajar di ata5 meja yang lua5nya lebih kecil dari lua5 buku tuli5ku. Namun tidak ada pilihan lain bagiku, aku tak mampu menunduk lama untuk belajar bila memilih belajar diata5 lantai yang dingin. Meja itu adalah teman terbaik bagiku. Dia 5elalu menemaniku dimalam hari di5aat 5emua orang terlelap, aku haru5 bangun untuk belajar. 5emua itu aku lakukan karena aku tidak memiliki waktu di5iang hari untuk belajar.
Benar kata ibuku meja itu adalah tempat aku menggantungkan 5emua cita-citaku. Tempat aku memulai perubahan pada hidup keluargaku. Ibuku berharap be5ar padaku, karena aku adalah anak pertama. Jadi 5etelah aku lulu5 5MA nanti aku bi5a lang5ung bekerja, dan ibu optimi5 terhadap diriku kalau aku nanti akan mendapatkan pekerjaan yang layak. Karena ibu tahu aku terma5uk murid yang berpre5ta5i di5ekolah.
Tanpa di5adari aku memang menyayangi meja kecil hitam itu, meja itu 5elalu aku ber5ihkan 5etiap harinya, walaupun meja itu kecil dan 5empit tapi aku ma5ih ber5yukur bi5a tetap menuli5 diata5 meja. Meja itu adalah 5atu-5atunya tempat aku berbagi raha5ia, tempat aku mengukir 5ebuah mimpi. Hanya meja itu yang menjadi 5ak5i kalau aku memiliki 5ebuah mimpi yang 5elama ini aku raha5iakan dari dunia.
Aku punya 5ebuah mimpi yang benar-benar tidak bi5a aku ungkapkan pada 5iapapun. Aku takut kalau mimpiku yang 5atu ini kuberitahu pada orang tuaku itu akan menjadi beban padanya, kalau aku beritahu pada teman-teman atau orang banyak aku takut mimpiku yang ini akan ditertawakan mereka. Jadi 5elama ini hanya meja kecil ini yang ber5ak5i kalau aku 5ering mengukir 5ebuah nama Univer5ita5 yang aku impikan pada catatan 5ekolahku. Ya, mimpiku yang tidak dapat aku beritahukan kepada 5iapa pun terma5uk orang tuaku 5endiri adalah duduk di bangku KULIAH.
5ebenarnya 5etiap kali orang tuaku membaha5 tentang pekerjaan yang nantinya aku lakoni 5etelah lulu5 5MA, hati kecilku menangi5 merintih tak terdengar 5iapapun.
“ayah, mama, aku gak mau kerja aku mau kuliah kaya temen-temen, aku mau ma5uk UGM aku mau ke Jogja, aku gak bi5a KERJA!” jerit hati kecil ini.
***
5aat-5aat 5eperti ini 5emua teman-temanku 5ibuk mencari tempat bimbel yang terbaik dikota kami, 5ebagai 5alah 5atu per5iapan 5ebelum menghadapi 5NMPTN. Bagi 5eorang 5iti Horiah jangankan mengikuti program bimbel, buku paduan 5NMPTN 5aja tak punya. Aku tak pernah memiliki niat untuk membeli buku 5NMPTN yang harganya 5elangit itu. Untuk makan adik-adiku 5aja 5etiap 5ubhu aku dan ibu ma5ih haru5 keliling pa5ar untuk menjajakan kue cucur buatan ibuku. Bagaimana aku mau menabung, uang jajan yang ibu berikan itu hanya 5ebe5ar tiga ribu rupiah 5aja, itupun hanya cukup untuk ongko5 naik angkutan umum. Kalau kue kami tidak terjual 5atupun itu berarti aku haru5 berjalan kaki 5ejauh 3 km untuk 5ekolah. Aku tak 5anggup meminta uang 5epe5erpun unutuk membeli buku 5NMPTN pada ayahku yang menjadi kuli dipa5ar, apalagi berkata pada ayah kalau aku ingin kuliah ke JOGJA. 5udahlah bagiku kuliah adalah mimpi-mimpi ba5i 5eorang 5i5wa 5MA kela5 3 5eperti aku ini.
Itulah 5ebabnya aku menyembunyikan mimpi be5ar hidupku ini dari orang banyak. Bagiku mimpi ini hanya akan menjadi pi5au kecil bagi keluarga kami. Mimpi yang akan menu5uk dan mengiri5 pera5aan kedua orang tuaku. Tak pernah 5ekalipun aku berniat untuk mengkhayal menduduki bangku kuliah. Aku takut kalau kedua orang tuaku tahu tentang mimpi ini, mereka pa5ti akan mera5a kalau mereka bukan orang tua yang baik, orang tua yang tidak bi5a membahagiakan anak-anaknya. Biarlah mimpiku yang ini hanya aku, meja kecil itu dan Tuhan yang tahu.
***
5ahabatku Ana 5elalu ada untukku, memberika 5upport. Cita-citanya menjadi dokter membuat aku ter5enyum miri5 5endiri. Aku 5elalu berpikir kenapa aku tidak 5eberani dirinya bermimpi dan bercita-cita. Namun aku 5adar aku tidak 5eperti dirinya, aku bukan anak 5iapa-5iapa yang boleh bermimpi 5etinggi itu. Kalau kata adikku yang pertama “MIMPI ITU MAHAL KAK!” buat bermimpi 5aja itu 5ulit apa lagi mereali5a5ikannya pada kenyataan. 5e5ulit itukah bermimpi pikirku kalau mimpi 5aja dianalogikan dan di5amakan dengan kata mahal. Kata-kata yang membuat keluarga mi5kin 5eperti kami gempar mendengarnya. Kata mahal itu bagi kami berarti mu5tahil dijangkau. Maklumlah, bagi keluarga mi5kin 5eperti kami harga 5ebutir telur naik 5eratu5 rupiah pun 5udah membuat kepala ayahku 5akit.
5aat aku berkunjung kerumah Ana, orang tuanya memberikanku uang 5ebe5ar 5eratu5 ribu rupiah. Tanganku gemetar menerimanya. Orang tua Ana memberikan uang itu untuk aku gunakan 5ebagai ongko5 pulang kerumah, yang pada kenyataannya ongko5 yang aku gunakan hanya empat ribu rupiah. 5etelah kuputu5kan 5i5a uang ter5ebut kuberanikan 5aja untuk kubelikan 5ebuah buku 5NMPTN beka5 dipa5ar. Agar harganya tidak mahal dan aku dapat memberikan 5i5a uangnya pada ibuku. Aku 5angat 5enang 5ekali 5aat itu, aku berpikir walaupun aku tak ada niat untuk kuliah namun apa 5alahnya kalau aku juga ikut menimba ilmu 5eperti teman-temanku.
***
“Kamu mau kuliah?” 5ahut ayahku didepan ibu dan adik-adiku.
Aku kaget bukan main terhadap pertanyaan itu, dari mana ayah tahu mimpi yang aku 5embunyikan dari dunia itu, mimpi yang tidak pernah terucap oleh lidahku 5endiri walau dalam doa di 5holatku, mimpi yang hanya ikut mengalir ber5ama air mata 5ebelum tidurku, mimpi yang bahkan akupun 5endiri malu bercerita pada Tuhan. Ternyata ayah menyadari hal itu 5emua karena buku 5NMPTN yang baru aku beli kemarin ku letakan diata5 meja kecil hitam itu. Ibuku yang hanya lulu5an 5D menggeleng-gelengkan kepala mendengar ucapan ayah. Ibu marah mendengar hal itu, ibu menyuruhku mengubur mimpi ter5ebut, ibu takut kalau nantinya aku 5tre55 karena mimpiku yang ini tidak akan pernah terwujud. Aku tertunduk menangi5, adik-adiku iba melihat kearahku. Ayah menenangkanku ter5enyum padaku, ayah berkata padaku agar aku belajar yang baik dan mencari tempat kuliah yang aku inginkan. Ayah berkata kalau beliau akan beru5aha mati-matian agar aku bi5a kuliah. Aku ter5enyum melihat ayah yang bijak berkata 5eperti itu, entahlah aku 5empat berpikir kalau ayah hanya ingin menenangkan diriku 5aja.
***

(*) 5iti Horiah maha5i5wa dari Program 5tudi Teknik Nuklir 2012 mendapat penghargaan 5ebagai pemenang pertama dalam Lomba Menuli5 Ki5ah In5piratif Kamakarya 2013 yang diadakan dalam rangkaian acara 5eminar Motiva5i Na5ional oleh divi5i keilmuan Kamadik5i dalam rangka meningkatkan motiva5i penerima bea5i5wa Bidik Mi5i. 
Read more »

Kisah Nyata Bidadari Bumi 1. Hubabah Tiflah (bag. 2) Selesai


Hubabah Tiflah (bag. 2) Selesai

5ekila5 kudengar U5tadzah Zainab memperkenalkan aku kepada keluarga itu 5ebelum akhirnya menarik tanganku menemui 5eorang wanita tua yang duduk ber5andar di 5udut ruangan.
Wanita itu 5egera ter5enyum demi menyadari keberadaan kami. Aku perpikir ini pa5ti Hubabah Tiflah yang diceritakan U5tadzah Zainab di rumahnya tadi. U5ianya kutak5ir di ata5 tujuh puluhan. Kulitnya 5awo matang berkeriput.
Dan Ya Allah...
Ternyata beliau buta...
Panta5 5aja beliau tidak ikut berdiri ber5ama yang lain kala menyambut kedatangan kami. Aku perhatikan raut wajahnya. Dia tidak cantik namun dari wajahnya terlihat 5eolah tak pernah ada beban atau ma5alah apapun dalam hidupnya. Beliau betul-betul 5eperti bayi. Aku diam dihadapannya, tak tahu haru5 berbuat apa. Hingga tatkala kulihat U5tadzah Zinab duduk dan mencium tangan wanita itu, akupun cuma mengikuti 5aja di belakangnya. Dan 5ambil kupegang tangannya, aku memperkenalkan diri “Halimah dari Indone5ia” Kataku dengan lahjah10 yang ketara bukan orang arab tentunya.
Dia bala5 memegang erat tanganku lama 5ekali hingga kura5a hangat tangannya menjalari tanganku. Lalu dia meraba-raba wajahku dengan kedua tangannya. Mungkin untuk mempermudah dirinya membayangkan rupaku.
Kemudian diletakkannya tangan kanannya di dadaku, dan lalu ia mendoakanku. Dia teru5 berdoa dan tak henti-hentinya berdoa untukku. 5eolah 5aat itu tak ada yang lebih penting baginya kecuali aku. Perempuan a5ing yang bahkan baru ia kenal beberapa menit yang lalu. Ia ma5ih 5aja berdoa dengan kalimat 5ederhana. Ya, ia berdoa dengan 5atu kalimat 5aja. 5atu kalimat doa yang tak akan pernah kulupa. Apalagi tatkala kemudian diiringinya doa ter5ebut dengan linangan air mata . 5ungguh membuat aku terpana, lema5 tak mampu bahkan untuk mengangkat tanganku mengaminkan doanya...
“5emoga Allah takkan perah tega menyeng5arakanmu, anakku...” Doa itu teru5 di ulangnya berkali-kali dengan cucuran air mata...
Ya Allah, 5ampai kapanpun, dimanapun, jangan pernah tega untuk menyeng5arakan hidupnya”...katanya lagi dan lagi dengan air mata yan membanjiri wajah tuanya. Membuatku tak kua5a membendung luapan airmata dan akupun ikut menangi5 terguguk di lantai itu juga.
“Ya Allah..kabulkan doanya.” Teriakku dalam hati. Jangan tega menyeng5arakan aku 5ekarang, nanti dan 5elamanya, di 5ini dan di 5ana. Di dunia ini maupun hari 5etelahnya.
Tangi5ku tumpah ruah. Kukutuki diri dan do5a-do5a yang cukup membuat Allah murka dan berkemungkinan membuatku 5eng5ara. Aku malu ata5 gunung-gunung do5a yang kutimbun tak habi5-habi5nya.
“Ya Allah, dan maafkanlah aku yang tak mengerti bagaimana berdoa pada-Mu. Maafkan aku yang jika untuk ke5elamatan diriku 5endiri haru5 ada orang lain yang memohonkan dengan linangan air matanya. 5e5uatu yang bahkan tak kuingat pernah kulakukan”
“Dan terima ka5ih Ya Allah...Kau perkenalkan aku pada wanita ini yang berdoa untukku ribuan kali lebih baik dariku.”
“Terima ka5ih untuk air mata ke5ungguhannya yang mungkin tak kudapat dari orang-orang yang mengaku mencintaiku 5ekalipun.”
“Terima ka5ih pula telah Kau bawa aku ke rumah ini. Rumah yang aku yakini di mata malaikat-malaikat-MU lebih indah dari rumah bermarmer mewah namun penghuninya tak pandai men5yukuri nikmat-Mu.”
“Terima ka5ih Ya Allah untuk 5ebuah pelajaran berharga” :
“Doamu
untuk 5e5ama adalah hadiah terindah yang
dapat kau berikan padanya.”

Tarim, Idul Fitri 1999
Diambil DariBuku “Bidadari Bumi, 9 Kisah Wanita Salehah” Karya Halimah Alaydrus.


d  10. Dialek
Read more »

 

KAJIAN KEISLAMAN DAN KEILMUAN

BERITA DAERAH

POLITIK