Kamis, April 23, 2015

PN Cibinong Gelar Sidang 34 Syiah Terdakwa Penyerang Az-Zikra

CIBINONG (SALAM-ONLINE): Pengadilan Negeri (PN) Cibinong, hari ini, Rabu (22/4) menggelar sidang perdana kasus penyerangan komplek perumahan Az-Zikra Sentul, Bogor.
Sebanyak 34 orang gerombolan Syiah dinyatakan sebagai tersangka. Mereka menyerang dan menganiaya Ketua Divisi Penegak Syariah permukiman Az-Zikra, Habib Salim Al-Kaff.
Seperti diberitakan Kiblat.net, Rabu (22/4) yang memantau di lapangan, anggota kepolisian dari Polres Bogor telah siaga di PN Cibinong sejak pagi. Tak hanya polisi pria, puluhan anggota Polisi Wanita (Polwan) juga disiagakan menjelang persidangan.
Kabag Ops Polres Bogor, Imron Ermawan menyatakan bahwa pihaknya mengerahkan 180 anggota.
“Kita lakukan upaya preventif dan pre-emtif untuk mengamankan sidang ini,” kata Imron seusai menggelar apel pasukan di depan PN Cibinong, kepada Kiblat.net.
Imron menambahkan pengamanan serupa juga akan diberlakukan hingga sidang kasus ini selesai. Terkait jumlah personil yang diturunkan, dia menyatakan bahwa pihaknya akan melihat perkembangan.
“Kita akan amankan sampai dengan vonis,” ujar Imron.
Sidang perdana kasus penyerangan komplek Az-Zikra pimpinan Ustadz Arifin Ilham pada Rabu, (22/04) mengagendakan pembacaan dakwaan dari jaksa penuntut umum.
Sebanyak 34 terdakwa pelaku penyerangan Az-Zikra menjalani sidang di Pengadilan Negeri Cibinong. Mereka menjalani sidang secara terpisah di dua ruang sidang yang berbeda.
Dalam dakwaannya, jaksa membacakan kronologi penyerangan dan pengeroyokan terhadap kepala Divisi Penegak Syariah Az-Zikra Faisal Salim. Dalam dakwaan itu terungkap bahwa penyerangan itu dikonsolidasikan oleh terdakwa, Ida Bagus Handoko.
Jaksa mendakwa para pelaku dengan 3 pasal berlapis, yaitu:
Pasal 170 ayat 1 KUHP tentang kekerasan bersama-sama terhadap orang atau barang, diancam dengan pidana penjara maksimum 5 (lima) tahun 6 (enam) bulan.
Pasal 351 ayat 1 jo 56 ayat 1, tentang penganiayaan dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan.
Pasal 335 ayat 1 jo 55 ayat 1, tentang perbuatan tidak menyenangkan.
Menurut jaksa penuntut umum Rizal Jamaludin, ketigapuluh empat terdakwa terancam hukuman penjara 7 tahun.
“Semua didakwa dengan pasal yang sama,” kata Rizal kepada Kiblat.net di PN Cibinong pada Rabu (22/04).
Para terdakwa menolak didampingi penasiahat hukum yang ditunjuk pengadilan. (Kiblat.net)
salam-online
Read more »

Ditindas, Muslim Rohingya Belum Pernah Jadi Agenda Utama KTT ASEAN

SALAM-ONLINE: Sejumlah anggota parlemen dari negara-negara Asia Tenggara meminta agar masalah Rohingya masuk ke dalam agenda utama pertemuan puncak ASEAN di Malaysia pada 26-27 April mendatang.
Dikatakan persoalan ini dianggap genting sebab krisis di negara bagian Rakhine, yang ditempati Muslim Rohingya di Myanmar, semakin memburuk. Di samping itu, jumlah mereka yang melarikan diri ke negara-negara tetangga terus mengalir.
Tuntutan disampaikan setelah sejumlah anggota parlemen ASEAN yang tergabung dalam Anggota Parlemen ASEAN untuk HAM (APHR) mengadakan misi mencari fakta di Myanmar selama lima hari awal bulan ini. Laporan APHR diluncurkan Rabu (22/4) di Kuala Lumpur.
“Rohingya sudah menjadi masalah ASEAN sebab banyak pelarian dari Myanmar berada di negara-negara ASEAN seperti Thailand, Indonesia dan Malaysia,” kata seorang anggota parlemen Malaysia, Charles Santiago.
Muslim Rohingya yang melarikan diri ke negara-negara ASEAN ditaksir mencapai 250.000 orang, baik yang berdokumen maupun tidak. Kondisi itu, menurut Charles Santiago, sudah menimbulkan masalah perdagangan manusia.
“Ada kumpulan-kumpulan tertentu (kelompok) yang menggunakan kesempatan ini untuk menangkap pengungsi-pengungsi ini dan menjual mereka ke sindikat pelacuran,” paparnya.
“Dan laki-laki yang dijual, dijual kepada kapal-kapal besar yang menangkap ikan,” jelasnya.
Sejauh ini persoalan Muslim Rohingya yang ditindas di kampung halamannya sendiri belum pernah menjadi agenda utama KTT ASEAN walaupun sempat diusulkan. Myanmar menganggap persoalan Muslim Rohingya adalah urusan dalam negeri sehingga ASEAN tidak berhak campur tangan.
Irine Yusiana Roba, salah anggota tim pencari fakta anggota parlemen ASEAN ke Myanmar, berpendapat negara-negara kawasan seharusnya menjadikan isu Muslim Rohingya sebagai masalah bersama.
“Ada omongan lebih spesifik bagaimana caranya mengembalikan mereka (pengungsi) dan mempunyai kewarganegaraan dan mereka tidak lagi menjadi korban karena banyak di antara mereka meninggal dunia dalam perjalanan ke Australia karena di Indonesia ditolak, di Malaysia ditolak,” kata anggota Komisi I DPR RI ini kepada wartawan BBC Indonesia, Rohmatin Bonasir di Kuala Lumpur.
Laporan APHR resmi diserahkan antara lain kepada Suhakam Malaysia (semacam Komnas HAM) dan ASEAN. Malaysia tercatat sebagai salah satu penampung pengungsi Muslim Rohingya terbanyak di ASEAN, setelah Thailand.
Adapun di Indonesia jumlah mereka kurang dari 1.000 orang. Mereka berharap ditempatkan di negara ketiga, tetapi hingga puluhan tahun masih menjadi pengungsi.
Sumber: BBC Indonesia
salam-online
Read more »

Ini Kualitas Bensin Shell dan Total yang Dijual di Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Umumnya, pemilik kendaraan memilih stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) asing, seperti Shell dan Total untuk mendapat bensin yang memiliki kualitas lebih baik. Bukan hanya urusan performa yang lebih baik namun juga mengharapkan emisi gas buang yang dikeluarkan juga lebih rendah.

Namun nyatanya, Ahmad Safrudin, Executive Director Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPPB), mengungkapkan kualitas BBM dari SPBU asing tak lebih baik daripada bensin yang dijual Pertamina, khususnya untuk urusan emisi.

"Produk Shell dan Total juga hanya untuk standar Euro 2," katanya saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (23/4/2015). Di Indonesia, Shell punya Super (RON 92) dan V Power (RON 92) sementara Total meniagakan 92 dan 95.

Pria yang karib disapa Puput itu menjelaskan, dengan hanya memenuhi standar Euro 2, maka bensin yang dijual dua SPBU asing itu memuat konten benzene lebih dari 2,5 persen, aromatic content melebihi 40 persen, dan olefin di atas 20 persen.

"Pertamax dan Pertamax Plus juga untuk Euro 2. Ini disebabkan kandungannya yang tak sesuai, seperti kadar belerangnya masih 100 ppm," imbuh dia. Untuk memenuhi standar Euro 3, kandungan belerang maksimal 50 ppm dan Euro 5 (10 ppm).
Di Indonesia, sudah banyak mobil yang menerapkan standar emisi di atas Euro 2. Terutama untuk mobil CBU yang di datangkan dari luar negeri, seperti Jepang ataupun negara Eropa.

(gst/sts)
Read more »

Mirisnya Perayaan UN: Undangan Pesta Bigini, Bajak Truk, Pesta Mesum

Corat-coret seragam terus konvoi mungkin sudah ada sejak jaman dulu gitu ya, seolah itu tuh ritual yang turun menurun untuk merayakan kelulusan. Tapi ngomongin soal perayaan UN makin kekinian makin ‘ya ampun banget’, seperti kemarin di Jakut ada yang konvoi lalu cegat truk kontainer kemudian naik diatasnya. Terus di Kendal Jateng ada juga yang merayakan dengan pesta mesum di kamar hotel. Di Makasar ada yang telanjang di jalan.
Gak jelasnya lagi di youtube ada undangan pesta bigini untuk perayaan UN. Entah itu ulah siapa, serius atau sekedar nyari sensasi tapi yang pasti itu parah banget.
Videonya di youtube udah dihapus sih, tapi sekilas lihat promonya tuh ngeri gimana gitu, pembelian tiket sebelum hari H dikenakan biaya Rp 150.000 sementara untuk pembelian tiket langsung sebesar Rp 200.000. Panitia juga menyiapkan paket VIP dan VVIP dengan harga yang terbilang tak murah. Paket VIP yang berisi 2 botol minuman anggur termurah dijual seharga Rp 2.400.000. Paket termahal yang berisi 4 botol minuman plus ruangan dijual dengan harga Rp 5.000.000.
Di undangan itu tertulis informasi ‘no weapon, no drugs, no fear’ dengan kostum bikini summer dress. Acara digelar di kolam renang di hotel berbintang di Jl Gunung Sahari, Jakarta Pusat, pada 25 April 2015.
Gimana coba? Mungkin pengin kayak di film-film gitu, banyak kan film luar yang menceritakan tentang anak-anak sekolah yang menggelar pesta dirumahnya, mabuk-mabukan dan sekitarnya. Kalau di Indonesia film pesta-pesta anak sekolah gitu ya ada kan, tapi gak pakai mabok-mabok kayak cerita film diluar.
Kalau misal, ini misal loh ya! Pesta yang sedemikian rupa itu beneran adanya, apa iya ada peminatnya? Mungkin ada, mengingat pergaulan anak masa kini, banyak yang ngegeng, terus tontonan masa kini juga gitu-gitulah, jadi kalau ada acara seperti itu yah pasti ada yang ikut-ikutan.
Mungkin ini peringatan bagi sekolah dan orangtua untuk mengawasi mereka yang habis pada UN. Walaupun sekedar coret seragam dan konvoi sekalipun harusnya tetap diawasi karena konvoi itu berpeluang menciptakan tawuran sesama pelajar, selebihnya menganggu kenyamanan pengendara lainnya. Terlebih yang berbau-bau mesum tuh, harusnya lebih diperhatikan lagi. *Miris… **Miris… ***Miris…..
Oh iya, menurut anda untuk yang bikin undangan gak jelas itu perlu ditindak lanjutin gak? itu tuh entah iseng atau sensasi atau memang niatan untuk nyari duit, yang pasti yang sedemikian rupa itu idenya parah banget!
Salam Ketak-Ketik,
dr Pojokan

sumber : detik.com
Read more »

Rabu, April 22, 2015

Diikuti 21 Kepala Negara Asia-Afrika, Ini Jadwal KAA di JCC Hari ini

Jakarta - Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika mencapai puncaknya hari ini. Setelah pada Senin (20/4) dan Selasa (21/4), pejabat senior dan menteri berkumpul, kini giliran para kepala negara dan kepala pemerintahan yang membahas dokumen-dokumen KAA.

Para kepala negara akan berdatangan ke Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (22/4/2015), mulai pukul 08.00 WIB. Presiden RI Joko Widodo akan menyambut para kepala negara tersebut.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi foto pada pukul 09.00 WIB. Selain pemimpin dari negara-negara Asia Afrika, kepala delegasi dari negara-negara peninjau juga mengikuti sesi foto.

Seluruh peserta lalu masuk ke dalam Plenary Hall JCC untuk mengikuti upacara pembukaan. Presiden Jokowi dijadwalkan akan memberikan sambutan. Usai upacara pembukaan, para kepala negara akan mengikuti plenary session selama 2 jam.

Jubir Kemlu Armanatha Nasir menyebut, sampai dengan saat ini ada 21 kepala negara yang memastikan kehadirannya. Dari 21 kepala negara tersebut, Tata memastikan PM Jepang Shinzo Abe dan Presiden Tiongkok Xi Jinping akan hadir. Sedangkan kepala negara India batal hadir.

"116 negara yang hadir, 10 di antaranya dari OKI (Organisasi Kerja Sama Islam). Sebanyak 21 kepala negara hadir dan sisanya (dihadiri oleh) wapres, wakil perdana menteri dan sebagainya," ujar pria yang biasa disapa Tata ini kepada wartawan di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa (21/4/2015).

Berikut adalah jadwal kegiatan Asian-African Summit hari ini seperti yang diperoleh detikcom di lokasi acara:

08.00-08.45 Kedatangan Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan. Presiden RI menyambut para Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan di Assembly Hall 2, JCC
09.00-09.10 Sesi Foto yang diikuti Kepala Negara, Kepala Pemerintahan, dan Kepala Delegasi negara-negara Asia-Afrika serta Kepala Delegasi negara peninjau di Main Lobby JCC
09.15-09.45 Upacara Pembukaan di Plenary Hall JCC: Penampilan Kebudayaan dan Pidato Pembukaan dari Presiden Republik Indonesia
09.50-10.25 Coffee Break
10.20-12.30 Plenary Session 1 yang diikuti Kepala Negara, Kepala Pemerintahan, dan Kepala Delegasi di Plenary Hall, JCC
12.35-13.30 Makan Siang


Ikuti berbagai berita menarik hari ini di program "Reportase Sore" TRANS TV Senin sampai Jumat pukul 16.45 WIB 


sumber : detik.com
Read more »

Pemuda Tampan Ini Ternyata Seorang Syaikh yang Hafal Quran

Foto-fotonya beredar di media sosial. Muda, tampan, keren. Seperti seorang artis. Ketika bertemu langsung dengannya, orang-orang mengetahui suaranya sangat bagus.
Siapa dia, benarkah seorang artis? Bukan. Pemuda tampan ini ternyata adalah seorang Imam Masjid. Meskipun usianya baru 20 tahun, ia telah dipanggil Syaikh. Sebabnya, ia telah hafal Qur’an sejak usia 12 tahun dan memiliki pengetahuan agama Islam yang mumpuni. Namanya, Fatih Seferagic.
Fatih lahir di Jerman, pada 2 Maret 1995. Pada tahun 1999, keluarganya yang berdarah Bosnia pindah ke Amerika Serikat. Ketika berusia 9 tahun, Fatih belajar di suatu sekolah yang khusus menghafal Quran di Baltimore, Maryland. Tiga tahun berikutnya, ia mengkhatamkan hafalannya genap 30 juz.
Selain rajin mengaji dan bersekolah, Fatih juga aktif berorganisasi. Ia pernah menjadi ketua Remaja Masjid Shaykh Yasir Birjas di Dallas, Texas. Sejak remaja, ia juga bergabung sebagai penulis di situs Islam remaja, Muslim Youth Musing.
Kini, mencari video tilawah Fatih Seferagic sangat mudah. Cukup mengetik namanya di Youtube, akan tampil puluhan videonya membaca Al Qur’an dalam berbagai kesempatan. Mayoritas ketika Fatih mengimami shalat, baik shalat fardhu, shalat tarawih maupun shalat hari raya.
Mengetahui aktifitas Fatih juga bukan perkara sulit. Sebagai pemuda modern, pemuda tokoh masyarakat ini memiliki fan page yang beralamat di facebook.com/fatihseferagic. Lebih dari 350 ribu facebooker menyukai halamannya ini. [Ibnu K/bersamadakwah]

Read more »

Mentoring Telah Mendekap Erat Mimpi-mimpi Kami

Langit hari ini diselimuti mendung yang kelabu. Meski Allah telah menitahkan pada matahari untuk menyinari bumi, terkadang ia muncul, terkadang tetap saja malu-malu untuk menampakkan dirinya di atas sana. Ah, langit di Ngawi tercinta. Semoga tiada hari berlalu tanpa pertemuan antara hikmah dan diriku di sana..
Hari ini aku tahu, ke sekian kalinya aku harus ijin pada teman-teman kepanduan untuk mentoring di masjid sore nanti. Tentu setelah aku menunaikan tugasku yang baru, membacakan sandi ambalan di upacara pembukaan latihan rutin itu lantas aku bisa pergi menuju masjid. Alhamdulillah, waktu untuk mengaji bersama datang juga.
Senandung tilawah Al-Quran mbak Titin begitu menenangkan. Akhir-akhir ini memang kami di kelas tiga sedang banyak PR dan penugasan, butuh kekuatan ruhiyah yang lebih dari biasanya. Banyaknya tugas itu juga yang menjadi kendala anggota kelompok mentoring kami terkadang datang terkadang juga ijin. Pekan kemarin Ninin ijin, pekan ini Beta yang ijin. Meskipun begitu, sekali mbak Titin memulai tilawah alqurannya, rasanya kami seperti dibawa ke taman yang indah lagi menyejukkan. Tak lagi terbebani tugas akademik yang kadang menyesakkan. Damai rasanya. Kami berlima. Ada Mbak Titin, Aku, Khoir, Rasti dan Ninin. Tepat disebelah selatan hijab serambi masjid sekolah kami duduk melingkar bersama.
Mbak Titin membawakan materi tentang sifat sabar dan syukur. Di sore yang tenang, setelah pagi hingga siang tadi air terhambur dari langit, membasahi dedaunan yang dulu sempat menguning serta menyuburkan kembali tanah–tanah di halaman sekolah yang sering berdebu. Kami mengharap keridhoan Allah teriring bersama majelis ilmu ini.
Mbak Titin menutup materinya dan berpesan, ‘Kesabaran senantiasa berpadu dengan rasa syukur, Dik. Dalam bersyukur, kita berikhtiar dengan kesabaran tertinggi yang kita punya. Puncak kesabaran yang insya Allah terus meninggi beriringan dengan tangga syukur yang coba kita bangun. Bersyukur dengan ilmu yang dititipkan Allah pada kita, maka kita coba bersabar dengan segala ujiannya dalam menjalankan perintah Allah untuk menyampaikan ilmu itu pada saudara kita yang lain. Bersyukur dengan kesempatan yang telah Allah berikan sehingga kita berusaha menunaikan tanggungjawab kepemimpinan yang telah Allah amanahkan dengan rasa sabar. Masya Allah, indahnya hidup ini Dik, jika ia teriring bersama rasa syukur dan kesabaran dalam diri kita.’
Mataku kini seperti tergenang air yang bening. Ia jatuh menetesi pipi. Satu-dua tetes. Kututupi mukaku dengan tangan. Aku teringat dengan semua tanggungjawab yang ada. Terkadang rasanya berat untuk menjalaninya. Mbak Titin agaknya tahu apa yang aku rasakan sore itu sebab dari semalam aku memang sudah mencoba menceritakannya.
“Dik, jangan bersedih. Allah tahu lelah anti..”Mbak Titin mencoba menenangkan .
Kujawab sebisaku meskipun aku benar-benar mendengar sendiri suaraku terpatah-patah tak bisa menahan malu pada Allah, kutangkupkan lutut ke dada sambil terus mengusap air mata yang semakin deras, ‘ Dik Nopi malu mbak.. anti tahu sendiri bagaimana Nopi masih harus banyak belajar mengatur waktu, belajar mengayomi adik-adik, masih seperti ini juga. Jauh dengan beberapa teman yang sudah lebih dulu berpengalaman setahun membersamai adik–adik di sana. Apalagi kalau kami bersama, begitu senang rasanya punya teman seperti mereka. Jauh mbak dengan saya. Ada yang bilang, Ini sudah bukan waktunya belajar lagi, kamu harusnya bisa begini dan begitu!”
Mbak Titin memelukku, ”Dik Nopi istigfar…” Aku beristigfar sebanyak yang kubisa. Jiwaku bergemuruh. Merasa tidak pantas dengan apa yang tersandang pada namaku saat ini. Amanah itu bukan tentang nama, tapi tentang kontribusi yang engkau tunaikan. Masih jelas terngiang nasehat ini kupegang kuat-kuat. Tapi aku merasa begitu lemah sekarang. Bertanggungjawab di tengah teman–teman seperjuangan yang kebanyakan memang terkesan berwatak keras, bisa sewaktu–waktu bercanda ke sana kemari tapi seketika bisa pergi karena merasa tak dianggap jika kita lalai tak memberi perhatian. Kini aku diberi tanggungjawab untuk memimpin mereka.
Rasti mendekatiku juga. Dia memasang wajah dengan mata berkaca-kaca, memelukku, dan berpesan, “Menjadi teh celup itu juga jalan dakwah yang kita yakini Nop. Ingatlah, kita slalu bersama. Kuatkan pundakmu, selami dengan perlahan. Maka ia akan berwarna secerah warna yang kau bawa. Secerah ketika dakwah telah mewarnainya.. “
Aku menatapnya, tak bisa lagi kusembunyikan rasa sayang ini, kami berpelukan diselimuti keharuan yang menyeruak dalam hati. Begitu dalam.
Sambil terus mengelus–elus pundakku, mbak Titin menguatkan azzamku untuk terus bertahan disana,
”Bismillah Dik, kita niatkan dalam hati. Terus ingat bahwa Allah adalah tujuan semua lelah ini. Anti dipilih dengan hasil musyawarah. Tak meminta dan tak mengerti hendak diminta Allah dimana. Menjadilah hati ini hati yang tenang, yang selalu mengingat Allah. Sungguh beruntung orang yang mampu mempertahankan semangatnya di setiap pergantian waktu, dan menemukan Allah di setiap gerak langkahnya..”
Beliau meneruskan, “Mbak Titin juga kadang perlu menguatkan diri mbak sendiri. Allah sudah mengajarkan bagaimana menjaga agar hati ini menjadi tenang. Dalam Alquran surat Ar Ra’d ayat 28 sering menyapa kita, Adalah orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram..
Mbak Titin bilang, ayat ini sering beliau sampaikan di mentoring kami. Tapi entah memang aku yang tidak memperhatikan atau memang ayat itu baru kubaca hari ini? Mbak Titin memintaku membuka Alquran pada ayat tadi dan membacanya dalam hati. Berkali–kali. Aku menurut, kubaca berkali–kali saat itu juga. Sebab lisan ini sudah tak sanggup lagi berkata-kata. Sejuk, tenang rasanya membaca kembali ayat ini. Seperti belum pernah terdengar sebelumnya, meskipun dengan sadar, aku tetap tak bisa menahan tangis ditemani pelukan sahabat–sahabat tercinta. Kini yang kurasa berbeda, tangis rasa syukur tiada terhingga, begitu tenangnya mengingat bahwa tiada air mengalir dari hulu ke hilir kecuali atas izin Allah. Tiada pertemuan yang penuh hikmah di tiap pekan ini kecuali atas izin Allah pula.
***
Dalam tiap pekan kami dipertemukan jadwal rutin untuk mentoring, mengaji di serambi masjid sekolah. Meski tak sama mimpi yang ingin kami wujudkan, mentoring telah mendekap erat mimpi–mimpi kami. Bahkan telah memupuknya perlahan. Mimpi untuk mengantarkan hikmah ke segala ranah. Hingga kini, setelah tiga tahun berlalu. Rasti, Ninin, Khoir, Beta dan aku pun memang tak berada di satu daerah lagi. Kami menginjakkan kaki di bumi cinta Allah yang berbeda. Tapi satu yang slalu terkenang, bahwa mentoring telah mendekap erat mimpi–mimpi kami. Bahkan memupuknya dengan perlahan. Hingga ia bisa terwujud, mengantarkan hikmah ke segala ranah.. [Putri Dwi Novitasari]
Read more »

Aher Tertangkap Kamera Sedang Antre Makan, Ustadz YM: Patut Dicontoh!

Jika di mana-mana seorang pejabat ketika di tempat umum diutamakan, justru pemandangan lain terjadi pada Ahmad Heryawan (Aher). Gubernur Jawa Barat itu terlihat mengantre dalam barisan yang kemudian beredar di media sosial. Foto penghafal al-quran yang terlihat mengantre tersebut diunggah ke Twitter oleh akun @ZackyMadridista.
“Gubernur Aher tertangkap kamera warga saat antre beli makanan. ini baru sederhana,” tulis akun @ZackyMadridista, Selasa (7/4).
Ada yang menyebut bahwa lokasi Aher mengantre tersebut diambil di Rumah Makan Nasi Jamblang Ibu Nur yang berlokasi di Jalan Cangkring, Jawa Barat.
Sontak unggahan tersebut mendapat reaksi dari Ustadz Yusuf Mansur (YM).
“Patut dicontoh,” tulis Ustaz YM lewat akun Twitter-nya.
Aher yang mengenakan kemeja putih dan celana hitam mengantre di urutan keenam. Pelanggan yang di depan tampaknya tidak mengetahui jika di di belakangnya ada seorang gubernur.
Foto tersebut dengan cepat mendapat komentar beragam dari netizen. Banyak yang menyebut jika apa yang dilakukan Aher patut dicontoh oleh pejabat yang lain.
“Biasa aja sih sebenarnya, cuma jadi tak biasa di saat Provinsi sebelah punya gubernur yang hobinya ribut terus…. kontroversi terus…. dan provokatif,” tulis akun Rayhan Rajendra di laman media.
“Moga makin banyak pejabat di negeri ini yang layak dicontoh dan ditiru,” tulis akun @zarwazi.
Read more »

IPPNU Minta Pemkab Serius Efek Industri Rambut


Pemerintah Kabupaten Purbalingga diminta serius menangani dampak dari banyaknya industri rambut yang tumbuh subur baik yang ada di perkotaan maupun di desa. Selain, mampu memberikan devisa atau pemasukan terhadap daerah serta kemakmuran para pekerja wanita untuk menopang keluarganya. Namun, hadirnya perusahaan rambut di Purbalingga juga membawa dampak seperti tingginya angka perceraian, fenomena “pamongpraja” serta fenomena banyaknya anak putus sekolah di kota perwira.
“Mereka cenderung memilih bekerja di perusahaan rambut, baik yang ada di kota, maupun plasma-plasma yang ada di perdesaan. Kami mengamati sejumlah dampak negatif dari banyaknya industri rambut di Purbalingga. Salah satu dampak negatif adanya plasma di pedesaan banyaknya anak-anak dibawah umur yang dipekerjaan menjadi pekerja rambut. Dan kami meminta pemkab untuk mencari tahu apa  penyebab banyaknya anak di bawah umur yang tidak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dan lebih memilih bekerja,”tutur Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Purbalingga, Rokhmat Mualim, saat bersilaturahmi dengan Wakil Bupati Purbalingga di Ruang Dinas Wabup, Kamis sore (16/4).
Di sisi lain lapangan kerja padat karya tersebut  sambung Rokhmat, justru menjadi bumerang bagi dunia pendidikan. Pesatnya industri rambut maupun plasma dan bulu mata palsu hingga pelosok desa terpencil, mempengaruhi minat melanjutkan sekolah, baik lulusan SD/MI maupun SMP/MTs . Kondisi ini tentu membuat prihatin berbagai pihak. Bahkan tidak hanya itu, keberadaan plasma di pelosok juga memicu tingginya angka putus sekolah. Banyak siswa yang sudah duduk di SMP/MTs mengambil keputusan meninggalkan sekolah dan lebih memilih ngidep.
“Saat ini, masyarakat di perdesaan mempunyai  pola pikir untuk tidak melanjutkan  sekolah ke jenjang lebih tinggi dan memilih bekerja. Ketika sekolah tinggi-tinggi, ujung-ujungnya juga bekerja di perusahaan rambut,sehingga percuma saja. Untuk itu, kami meminta pemkab untuk segera menindaklanjuti banyaknya anak putus sekolah dan memilih kerja ngidep. Karena selain efek –efek tersebut, mereka akhirnya malas melanjutkan sekolah,”terangnya.
Selain, mengancam dunia pendidikan, tambah Rokhmat, banyaknya perceraian, akibat dari industry rambut. Saat IPPNU juga memprihatinkan munculnya komunitas-komunitas yang merusak moral di Purbalingga.
“Banyaknya industry rambut, selain membuat tingginya angka perceraian yang diakibatkan suami hanya mengurus anakya dan anak putus sekolah.  Saat ini IPPNU juga melihat adanya komunitas lesbi yang mulai berterus terang menunjukkan eksistensi dihadapan public.  Apa mungkin dipicu banyaknya perceraian ini sehingga memunculkan komunitas tersebut. Ini sungguh menjadi keprihatinan IPNNU, sehingga pemkab perlu menindaklanjuti hal tersebut,”ujarnya.
Menanggapi hal itu, Wakil Bupati Purbalingga Tasdi mengatakan, perlu adanya solusi yang menguntungkan berbagai pihak. Banyaknya investor yang menanamkan modal untuk berinvestasi, dengan menanamkan modal pada bidang usaha rambut juga mampu mengurangi tingkat pengangguran di Purbalingga yang angkanya mencapai  5,6 persen. 
“Akan tetapi investor masuk hanya menampung tenaga kerja perempuan. Hal tersebut juga merupakan masalah, karena perempuan sering pulang malam, sehingga keluarganya menjadi  tidak terurus dan perannya digantikan oleh suaminya,”terangnya.
Masalah rambut sambung Tasdi merupakan kebijakan jangka pendek pemkab waktu itu. Karena ketika waktu zaman bupati sebelumnya sedang ramai-ramainya masyarakat menjadi tenaga kerja  Indonesia (TKI) keluar negeri.
“Banyaknya TKI yang mengalami penyiksaaan dan sebagainya, menuntut pemkab untuk mencari solusi agar para TKI tidak bekerja di negeri tetangga. Saat itu pemkab mempunyai pemikiran untuk mendatangkan investor untuk mengatasi hal tersebut. Pada saat itu pemikirannya bukan hanya menampung tenaga kerja perempuan, tetapi juga tenag kerja  laki-laki,”terangnya.
Selain itu, tambah Tasdi, untuk mengatasi hal tersebut, pihak pemkab yang juga  didorong oleh kebijakan nasional dengan memperbanyak mendirikan sekolah kejuruan (SMK).
“Harapanya, dengan didirikannya SMK, dapat mencetak para entrepreneur (seseorang yang selalu membawa perubahan, inovasi, ide-ide baru), bukan hanya di rambut saja, akan tetapi dapat mandiri dengan mendirikan lowongan kerja  seperti keahlian las, bengkel,  dan lain sebagainya di Purbalingga. Dan kita lebih mengembangkan konsep kepada SMK agar  berorientasi menciptakan lapangan kerja, bukan lagi mencari kerja,”ujarnya.
Sedangkan untuk menangkal munculnya komunitas yang membuat rusak moral generasi muda, wabup meminta agar IPPNU jangan hanya menjadi wadah pelajar saja. Akan tetapi harus menjadi pelopor akhlakul karimah bagi seluruh generasi muda.
“Kontribusi NU dan organisasi otonom dibawahnya seperti  IPPNU di Purbalingga yang mendukung Visi Kabupaten Purbalingga yang maju, mandiri, dan berdaya saing menuju masyarakat yang sejahtera serta  berakhlakul karimah sangat kami nantikan. Karena visi misi pemkab dapat terwujud berkat dukungan dari semua elemen,”tuturnya. (Sukiman)

http://www.purbalinggakab.go.id
Read more »

Semangat Gotong-royong Tinggi, Purbayasa Menjadi Tuan Rumah BBGRM

URBALINGGA -  Karena mempunyai semangat gotong royong yang tinggi, Desa Purbayasa Kecamatan Padamara mendapatkan penghargaan dari Pemkab untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM). Penyelenggaraan BBGRM yang ke 12 akan di padukan dengan Hari Gerak PKK yang ke 43, yang akan dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2015.
Kasubid Keswadayaan Gotong-royong dan ketahanan Masyarakat, Supriantoro Purnomo mengatakan peringatan BBGRM untuk melestarikan budaya gotong-royong di masyarakat. BBRGM juga bertujuan memupuk semangat partisipasi masyarakat dalam membangun desanya.  
Desa Purbayasa terpilih menjadi lokasi BBRGM tingkat Kabupaten Purbalingga menurut Purnomo dikeranakan adanya semangat gotong-royong yang tumbuh di masyarakat. Selain itu juga komitmen pimpinan wilayah terutama kepala desa yang mempunyai kepedulaian yang tinggi terhadap semangat gotongroyong.
“ Penilaian yang lain adanya sarana dan prasana balai desa yang sudah baik serta banyaknya produk lokal di wilayah ini,” ujar Purnomo pada saat Rakor penyelenggaraan BBGRM di aula Bapermasdes, Selasa (21/4).
Selain peringatan BBGRM, juga akan dilaksanakan road show Bupati atas pelaksanaan BBRGM, penanaman pohon, gelar produk UMKM, pelayanan KB, pelayanan Akte Gratis. “Untuk memeriahkan kegiatan BBGRM, masing-masing desa akan mendapatkan bantuan Rp 2 juta lewat dana ADD,” ujarnya
Lomba Aneka Kudapan
Sedangkan untuk memeriahkan hari gerak PKK, menurut salah satu pengurus PKK Kabupaten Purbalingga, Erna Ratna, PKK Kabupaten bersama pihak sponsor akan mengelar lomba aneka kudapan. Kegiatan ini akan dilaksanakan di alun-alun Purbalingga, sedangkan waktu sedang di koordinasikan.
“Lomba ini nantinya akan diikuti oleh 150 peserta, hadiahnya berupa seperangkat kompor gas,” ujar Erna
Erna juga menambahkan selain kegiatan tersebut juga telah di laksanakan pencanangan gerakan deteksi dini penyakit kanker serviks di Puskesmas Bobotasri.
“Kegiatan bhakti sosial tidak bisa dilaksanakan pada BBRGM, karena telah di plot pelaksanaannya pada menjelang Hari raya Idul Fitri,” pungkasnya. (Sapto Suhardiyo)

http://www.purbalinggakab.go.id
Read more »

Ayat-Ayat Sukses

Oleh Abdullah Saleh Hadrami

Semenjak kecil saya suka membaca berbagai macam buku yang berbicara tentang kesuksesan dan orang-orang sukses. Dari semua buku yang saya baca kebanyakan menilai kesuksesan hanya berputar dalam masalah materi duniawi saja sehingga kesuksesan yang didapat hanyalah kesuksesan yang relatif dan semu.

Saya berusaha mencari makna kesuksesan yang sebenarnya dan saya yakin semua itu sudah Allah jelaskan dalam kitab suciNya, Al-Qur’an melalui firman-firmanNya.

Di dalam Al-Qur’an banyak sekali kita temukan ayat-ayat yang berbicara tentang kesuksesan dan orang-orang sukses dengan berbagai macam lafadh atau redaksi.

Sekitar sepuluh tahun yang lalu saya kumpulkan ayat-ayat berikut ini yang semuanya berbicara tentang kesuksesan dan orang-orang sukses dan sudah sering saya ajarkan di beberapa majelis taklim yang saya kelola.

Ternyata sukses menurut manusia berbeda total dengan sukses menurut Allah.

Sungguh rugi orang yang mengira dirinya telah sukses dan dianggap manusia sebagai orang sukses ternyata ia termasuk orang yang gagal total.

Sukses yang sebenarnya, sejati, hakiki dan abadi adalah sukses menurut Allah dalam kitabNya, Al-Qur’an.

Sudahkah kita menjadi orang sukses yang sebenarnya..?!

Berikut ini ayat-ayat tersebut, nama surat dan nomer ayatnya;

1. Ayat dengan redaksi “Qod Aflaha”:
(QS. Al-Mukminuun: 1-11, Al-A’la: 14-15 dan Asy-Syams: 9)

2. Ayat dengan redaksi “Al-Muflihuun”:
(QS. Al-Baqarah: 1-5, Ali ‘Imraan: 104, Al-A’raaf: 8, 157, At-Taubah: 88, Al-Mukminuun: 102, An-Nuur: 51, Ar-ruum: 38, Luqmaan: 1-5, Al-Mujaadalah: 22, Al-Hasyr: 9 dan At-Taghaabun: 16)

3. Ayat dengan redaksi “Al-Muflihiin”:
(QS. Al-Qashash: 67)

4. Ayat dengan redaksi “Tuflihuun”:
(QS. Al-Baqarah: 189, Ali ‘Imraan: 130, 200, Al-Maa’idah: 35, 90, 100, Al- A’raaf: 69, Al-Anfaal: 45, Al-Hajj: 77, An-Nuur: 31 dan Al-Jum’ah: 10)

5. Ayat dengan redaksi “Al-Faa’izuun”:
(QS. At-Taubah: 20, Al-Mukminuun: 111, An-Nuur: 52 dan Al-Hasyr: 20)

6. Ayat dengan redaksi “Faqod Faaz”:
(QS. Ali ‘Imraan: 185 dan Al-Ahzaab: 70-71)

7. Ayat dengan redaksi “Fawzan”:
(QS. Al-Fath: 4-5)

8. Ayat dengan redaksi “Al-Fauz”:
(QS. An-Nisaa’: 13, Al-Maa’idah: 119, Al-An’aam: 16, At-Taubah: 72, 89, 100, 111, Yuunus: 64, Ash-Shaaffaat: 60, Ghoofir: 9, Ad-Dukhaan: 57, Al-Jaatsiah: 30, Al-Hadiid: 12, Ash-Shaff: 12, At-Taghaabun: 9 dan Al-Buruuj: 11)

Semua ayat tersebut diatas berbicara tentang kesuksesan dan orang-orang sukses yang kalau kita simpulkan bahwasanya orang sukses adalah orang yang mengikuti aturan-aturan Allah Ta’ala, ta’at kepada Allah dan RasulNya, tidak durhaka, banyak berbuat kebaikan dan manfaat untuk diri sendiri, keluarga dan orang lain, beriman dan beramal saleh, meninggal dunia HUSNUL KHATIMAH, mampu menjawab pertanyaan di kubur, selamat dari adzab kubur dan adzab neraka…MENDAPAT RIDHA ALLAH…MASUK SURGA…MEMANDANG WAJAH ALLAH YANG MAHA MULIA.

Selamat Sukses Bi Idznillah, Dengan Izin ALLAH…

@AbdullahHadrami

Sumber: http://www.kajianislam.net/2015/04/ayat-ayat-sukses-2/
Read more »

Program 'Talent Scouting' Polda Sumsel Rekrut Penghafal Alquran Menjadi Polisi

Sejak tahun lalu, Polda Sumatera Selatan membuat terobosan dalam merekrut polisi baru. Yakni, melalui jalur hafiz atau penghafal Alquran. Mereka mendapatkan enam polisi muda. Seorang di antaranya perempuan.

***

LANTUNAN ayat suci Alquran terdengar lembut di ruang utama masjid Mapolda Sumatera Selatan, Kamis (16/4). Suara merdu itu berasal dari seorang polwan berjilbab yang duduk di salah satu sudut ruang utama. Matanya terpejam, namun bibirnya tidak putus melamatkan surah Al Baqarah ayat 104-105.

Polwan itu bernama Bripda Rizka Munawwaroh, satu di antara enam hafiz yang direkrut Polda Sumsel. Dia adalah satu-satunya hafizah karena lima rekannya laki-laki. Siang itu dia sedang melakukan taqrir atau mengulang hafalan di bawah bimbingan salah seorang rekannya, Bripda Jamzan, yang telah hafal 30 juz.

Setelah sesi taqrir, Rizka masih menyempatkan bercanda dengan lima rekannya. Beberapa rekannya mencandai polwan belia itu dengan memanggilnya Humaira (panggilan Nabi Muhammad kepada istrinya, Aisyah). Tak pelak, Rizka pun tersipu.

Rizka direkrut sebagai polisi di lingkungan Polda Sumsel bersama lima hafiz lainnya. Yakni, Jamzan, Muhammad Husein, M. Galeh Prima, Muhammad Arif Rafli, dan Welly Kaswara. Mereka direkrut secara khusus oleh Saiful Arifin dan Bripka Mudholal, staf di Biro SDM Polda Sumsel, setelah mendapat instruksi dari Karo SDM Kombes Mustaqim.

Upaya talent scouting itu tidak berlangsung mudah. Enam anak muda tersebut mengaku sebelumnya tidak membayangkan akan menjadi anggota polisi. Apalagi mereka sempat sedikit resistan dengan sistem rekrutmen Polri karena mengira dibutuhkan biaya untuk menjadi polisi.

’’Saya berupaya terus meyakinkan ustadnya Rizka bahwa rekrutmen Polri tidak dipungut biaya,’’ tutur Bripka Mudholal ketika ditemui Jawa Pos di Mapolda Sumsel, Kamis lalu.\

Mereka memang direkrut berdasar prestasinya sebagai penghafal Alquran. Karena itu, tidak semua persyaratan calon anggota Polri mampu mereka penuhi. Mudholal pun perlu melatih fisik dan mental para hafiz tersebut selama tiga bulan sebelum masuk sekolah calon bintara (secaba). Hasilnya tidak sia-sia. Enam hafiz itu dinyatakan lolos seleksi calon bintara dengan hasil memuaskan.

Selain bertugas sebagai polisi, kini enam penghafal Alquran tersebut mendapat tugas menyempurnakan hafalan Alquran mereka. Hasilnya, Husein dan Jamzan sudah hafal 30 juz, Rizka hafal 19 juz, Arif 17 juz, serta Galeh dan Welly masing-masing masih 12 juz.

Menariknya, keenamnya tidak menyangka akhirnya menjadi polisi yang hafal Alquran. Husein, misalnya, baru merasa tertarik menjadi hafiz setelah ayahnya meninggal beberapa tahun silam.

’’Saya dapat cerita dari teman-teman bahwa ayah saya ingin punya anak yang hafal Alquran,’’ tuturnya.

Semasa hidup, sang ayah tidak pernah mengomunikasikan keinginan tersebut langsung kepada Husein. Dari situlah, Husein mulai belajar dan menghafal Alquran. Hebatnya, dia mampu menyelesaikan hafalan Alquran itu dalam waktu empat tahun.

Tahun lalu Husein ditawari Saiful Arifin, PNS di Mapolda Sumsel yang juga tetangganya, untuk ikut seleksi calon bintara. Dengan berbagai pertimbangan, Husein akhirnya menyanggupi tawaran itu. Padahal, semula dia ingin menjadi ulama.

”Orang tua ingin saya kembali ke Padang dan menjadi ulama di sana,” tutur pemuda kelahiran 2 Januari 1995 itu.

Lain lagi dengan Jamzan. Dia menuturkan, awalnya dirinya dipaksa orang tua untuk bisa menghafal Alquran. Karena itu, dia melakukannya tidak sepenuh hati. Namun, dalam perjalanannya, pikiran Jamzan berubah. Dia merasa keenakan sehingga makin bersemangat menghafal Alquran. Dalam waktu empat tahun dia bisa menuntaskan hafalan 30 juz.

Seperti halnya Husein, Jamzan sempat ragu ketika ditawari Saiful untuk ikut seleksi calon bintara. ”Saya awalnya mikir masuk polisi itu harus pakai uang,” tuturnya.

Tapi, setelah diyakinkan Saiful, Jamzan baru percaya. Bahkan, dia membuktikan sendiri omongan Saiful. ”Saya tidak mengeluarkan uang sama sekali,” ujarnya.

Sementara itu, Galeh bisa menghafal Alquran karena iri dengan kakak kelasnya di SMA. Kakak kelasnya tersebut sudah hafiz, dan dia ingin mengikuti jejaknya. Setelah menghafal sejumlah juz, Galeh juga ikut direkrut tim talent scouting Polda Sumsel.

Galeh mengaku punya motivasi tersendiri untuk menjadi polisi meski awalnya tidak pernah berpikir untuk menjadi anggota korps baju cokelat itu. Sebagai anak pertama di antara lima bersaudara, dia ingin segera mandiri. ”Biar tidak menyusahkan orang tua lagi,” ucapnya.

Dia juga punya keinginan, apabila program hafalan Alquran sudah selesai, dirinya menargetkan bisa masuk ke jajaran reserse. ”Banyak ilmu kepolisian di reserse. Itu yang membuat saya tertarik,” tambahnya.

Sebagaimana polisi hafiz lainnya, Arif Rafli dan Welly Kaswara diajak untuk mendaftar sebagai calon bintara melalui jalur hafalan Alquran. Arif mulai menghafal Alquran saat kelas I madrasah tsanawiyah. Begitu pula Welly. Namun, keduanya belum hafal 30 juz. Karena itu, mereka terus berusaha menambah hafalan di sela-sela tugas pendidikan.

Untung, Sekolah Polisi Negara (SPN) memberlakukan ibadah tepat waktu kepada siswa yang beragama Islam. Kesempatan itulah yang dimanfaatkan Welly untuk meningkatkan hafalannya. ”Setiap setelah salat, saya menambah hafalan selama 15 menit,” ucapnya.

Saat menjadi imam salat juga dimanfaatkan Welly untuk mengetes hafalan Alquran.

Apa tidak diprotes jamaah? Sembari tersenyum, Welly mengakui kadang jamaah protes karena bacaan suratnya terlalu panjang. ”Tapi, yang sering diprotes Husein. Kadang salat subuh sampai setengah jam,” ucapnya sambil tertawa. Husein pun diingatkan pembinanya bahwa salat jamaah yang dipimpinnya berlokasi di SPN, bukan di pesantren.

Hafizah Rizka punya cerita tersendiri saat akan direkrut sebagai polwan. Dia tidak mendapatkan restu dari orang tuanya, khususnya sang bunda. ”Ibu sempat tidak setuju, khawatir hafalan Alquran saya hilang kalau jadi polisi,” tuturnya. Sang ibu juga khawatir Rizka harus melepas jilbab saat menjadi polisi.

Ayahnya kemudian mengambil peran untuk meyakinkan ibu Rizka sehingga akhirnya Rizka disetujui menjadi polisi. Dia lalu menjalani pelatihan pra-tes untuk menyiapkan fisik dan mental sebagai pelayan masyarakat.

Cobaan berikutnya datang saat menempuh pendidikan di SPN tahun lalu. Sebab, Rizka tetap mengenakan jilbab sebagaimana kebijakan Kapolri Jenderal Sutarman yang membolehkan polwan mengenakan jilbab. Namun, tak lama kemudian, kebijakan itu ditarik.

Rizka yang saat itu menjalani pelatihan di Sekolah Polwan Ciputat, Jakarta, diminta melepas jilbab atau dipulangkan ke Palembang. Dara kelahiran 15 Agustus 1995 itu merasa dilematis. Dia sempat stres dan nyaris akan memilih mundur. Tidak lama kemudian, Mudholal yang mendapat kabar tentang Rizka pun datang ke Jakarta.

Mudholal lalu mengajak Rizka berjalan-jalan ke ruang publik di Jakarta hingga tiba waktu salat. ”Itu banyak yang memakai jilbab, tapi saat waktunya salat mereka memilih untuk menunda,” tutur Mudholal yang kemarin mendampingi Rizka. ”Saya bilang ke dia (Rizka), jilbab yang sebenarnya ada di hati,” lanjutnya.

Akhirnya Rizka bersedia melepaskan jilbabnya. Salah satu pertimbangannya, di sekolah polwan itu tidak ada siswa laki-laki. ”Meski saya malu samaAllah,” ucap Rizka.

Kerelaannya itu berbuah manis. Wakapolri Komjen Badrodin Haiti (kini telah menjadi Kapolri) akhirnya membuat keputusan yang memperbolehkan polwan mengenakan jilbab.

Bagi Rizka, menjadi hafiz membuat tanggung jawabnya menjadi besar. Dia pantang melakukan sejumlah hal yang berpotensi membuat hafalannya hilang. ”Misalnya, pacaran. Itu bisa membuat hafalan hilang,” urainya.

Rizka pernah kehilangan hafalannya cukup banyak. Yakni, saat dia belum menjadi polisi. Kala itu dia pergi dengan sejumlah rekannya untuk bersenang-senang. Akibatnya, dia sampai lupa waktu dan tenggelam dalam sukacita. Dia bersedih saat mengetahui hal itu.

’’Alhamdulillah, saya punya mentor yang luar biasa sabar. Beliau seorang tunanetra, tapi mampu memberi saya motivasi untuk tidak menyerah,’’ jelas Rizka.

Saat ini enam polisi hafiz itu tinggal di kediaman Mudholal. Mereka tidak hanya dibina dalam hal hafalan, namun juga kemampuannya yang lain. Contohnya, menjadi qari, dai, dan kemampuan sejenis.

Karo SDM Polda Sumsel Kombes Mustaqim menuturkan, ide merekrut para hafiz dan hafizah itu lahir setelah Mabes Polri memberlakukan inovasi dalam sistem perekrutan anggota Polri. Mabes Polri mengizinkan jajaran polda untuk merekrut polisi dari jalur prestasi. Baik prestasi olahraga, ilmu pengetahuan, maupun seni budaya.

Menurut Mustaqim, hafiz termasuk salah satu talenta yang tidak hanya hebat, namun juga mulia. Dia lalu meminta stafnya untuk berburu hafiz ke pesantren-pesantren di Sumsel. Hasilnya cukup memuaskan. ’’Ini adik-adik angkatannya (angkatan Husein cs) juga sedang dalam proses rekrutmen,’’ tuturnya.

Setelah hafalan enam hafiz tersebut tuntas, polda memiliki program untuk mengembalikan mereka bertugas di daerah asal. Dalam budaya masyarakat Sumsel, polisi yang berasal dari daerah setempat akan lebih mudah diterima masyarakat. Apalagi, polisi tersebut memiliki basis agama yang kuat.

’’Ini juga membuktikan bahwa masih banyak polisi yang baik,’’ lanjut perwira dengan tiga melati di pundak itu.

Sumber: JPPN
Read more »

 

KAJIAN KEISLAMAN DAN KEILMUAN

BERITA DAERAH

POLITIK